Minggu, 20 Maret 2011

Mutiara Hikmah di Balik Kisah Para Ulama




Mutiara Hikmah di Balik Kisah-Kisah dari Para Ulama



Syaikh Muhammad bin Hasan hafizhullah (salah seorang murid Syaikhul Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah) bercerita didalam suatu majelis yang dihadir oleh para Ulama dan para penuntut ilmu. Sebuah kisah yang mengentarkan jiwa, kisah yang nyata dari seorang dokter.



Syaikh Muhammad bin Hasan hafizhullah berkata :

“Dengarkan yang berikut ini, Allah Yang Maha Pemurah telah memperjalankan kebiasaan nya dengan kemurahan-Nya. Bahwa siapa yang hidup diatas sesuatu maka dia akan mati diatasnya. Dan siapa yang mati diatas sesuatu dia akan dibangkitkan diatasnya. Jika kamu hidup diatas keta’atan maka kamu akan mati diatas keta’atan dan kamu akan dibangkitkan diatas keta’atan yang sama. Dan siapa yang hidup diatas maksiat dan belum bertaubat kepada Allah, maka dia akan mati diatas kemaksiatan yang sama dan akan dibangkitkan diatas kemaksiatan yang sama.



Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dalam Shahihnya bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Setiap hamba akan dibangkitkan diatas apa yang dia mati diatasnya. Maka siapa yang hidup diatas keta’atan, maka dia akan mati diatas keta’atan.” Allahu Akbar, Allahu Akbar.



Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain Dia. Salah seorang saudara kita, seorang dokter di Kairo bersumpah kepada ku, dia (dokter) berkata kepada ku :

“Demi Allah, wahai Syaikh Muhammad diantara hal yang paling menakjubkan dari apa yang aku lihat. Telah masuk kepada kami seorang lelaki dari Ahli al-Quran untuk melakukan operasi pembedahan.”

Syaikh Muhammad Hasan kemudian melanjutkan ceritanya : “Dokter ini berkata : “Lelaki ini telah berusia lebih dari 60 tahun, jenggotnya putih dan wajahnya bercahaya dan berseri.” Dokter berkata : “Ketika dia mengenakan pakaian untuk operasi bedah, maka dia menangis.” Maka dokter tadi berkata kepadanya : “Mengapa engkau menangis? Masya Allah anda ahli al-Quran, wajah anda bercahaya, anda imam kami.”



Dia (ahli al-Quran) berkata : “Demi Allah, wahai anak ku, aku tidaklah menangis karena takut kematian dan tidak juga aku menangis karena takut operasi bedah ini.”



Dokter berkata : “Subhanallah, jadi mengapa anda menangis?”

Dia berkata : “Demi Allah, saya bertanya dan saya tahu bahwa bisa jadi operasi bedah ini dapat menghabiskan waktu lebih dari 4 jam”

Dokter berkata : “Iya, bisa jadi sampai 4, atau 5 bahkan 6 jam.”

Dia berkata : “Alhamdulillah, mengapa anda menangis? Demi Allah, saya menangis karena saya akan terhalang pada hari ini dari membaca bacaan harian dari al-Quran. Saya tidak dapat membaca bacaan harian ku.”



Dokter berkata : “Kamu membaca berapa dalam sehari? Berapa juz?”

Dia (ahli Quran) berkata : “Saya, Alhamdulillah. Membaca setiap 3 hari dapat, menamatkan satu kali. Yakni saya membaca setiap hari 10 juz. Saya sekarang takut akan kehilangan bacaan harian ku dalam membaca al-Quran pada hari ini.”

Dokter berkata : “Saya merasa sangat hina ya pada diriku ini, dan saya merasa kerendahan yang sangat pada diriku ini, padahal lelaki ini hendak dioperasi, dia merasa takut akan kehilangan bacaan harianya dari pada al-Quran sedangkan dia lagi sakit. Adapun aku sehat walafiat yang mungkin berlalu padaku satu minggu atau dua minggu atau sebulan, saya tidak membaca satu ayat pun dari Kitab Allah (al-Quran) Yang Maha Perkasa dan Maha Tinggi. Kemudian bapak itu melihat pada ku dan berkata kepada ku : “Wahai anak ku, saya menginginkan satu keinginan dari mu” Dokter itu berkata : “Silahkan!”



Syaikh ahli al-Quran itu berkata kepada dokter : “Saya ingin shalat 2 raka’at, apabila kalian telah meletakkan aku ditempat yang kalian akan mengoperasiku. Aku ingin agar kalian memberi ku 1 jam penuh, agar aku memulai membaca bacaan harian ku terhadap al-Quran. Dan ketika lewat satu jam penuh, maka silahkan dokter meletakkan obat bius untuk ku. Dan setelah itu mulailah untuk menjalankan operasi dan saya memohon kepada Allah agar member kemudahan pada mu.”

Dokter itu berkata : “Ya sudah, insya’Allah kami akan memenuhi keinginan mu”



Syaikh Muhammad Hasan melanjutkan kisah nya : “Dokter itu bercerita : “kemudian lelaki itu tidur diatas tempat operasi dikamar operasi. Dan mulailah dia membaca dari hafalan nya, dia termasuk ahli al-Quran. Dia memulia membaca firman Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi, dan setelah satu jam berlalu dokter beranjak dan memberikan obat bius. Kemudian dia (ahli al-Quran tadi) berada dialam bawah sadarnya. Maka para dokter mendekat untuk melakukan operasi bedah bersama teman-temannya.”



Syaikh Muhammad Hasan selanjutnya berkata : “Dokter itu bersumpah pada ku dengan nama Allah, dia berkata : “Demi Allah, wahai Syaikh Muhammad. Tidaklah lelaki itu berhenti dari bacaan nya dan suara yang tinggi sepanjang waktu saat operasi.”



Syaikh Muhammad Hasan berkata : “Subhanallah hatinya sibuk dengan al-Quran, dan lisan ketika menyimpan apa yang dihati, lisan tidak akan bergerak melainkan dengan perintah dari hati, dan mata tidak akan melihat melainkan atas perintah hati dan semua anggota badan baik hidung nya, kakinya, sebagai pasukan bagi raja ini.



Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata : “Hati itu rajanya anggota badan, sedangkan anggota badan itu adalah pasukkan nya serta rakyatnya. Jika raja (hati) nya baik, maka baiklah para pasukan nya serta rakyatnya. Dan jika raja nya busuk maka para pasukan nya serta rakyatnya pun busuk pula.”



Dan yang lebih mencakup apa yang diucapkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu adalah perkataan Nabi kita Muhammad Shallallahu’alaih wa sallam :

“Ketahuilah bahwa dalam tubuh itu terdapat segumpal daging, bila baik maka baiklah seluruh tubuh itu. Dan jika ia rusak maka rusaklah tubuh itu. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.



Lelaki itu sibuk dengan al-Quran ketika masa operasi dan dia tidak berhenti dari membacanya. Allahu Akbar, dihidup diatas al-Quran, maka dia terikat hatinya dengan al-Quran.



Syaikh Muhammad Hasan melanjutkan kisah yang lain, beliau berkata : “Dan ada orang lain yang membenci al-Quran, dan ada orang yang membenci al-Quran, membenci al-Quran dan Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah. Dia membenci al-Quran ketika dia mendengar al-Quran.? Dia menjawab : “Tidak, Tidak, aku tidak mau mendengar suara al-Quran ini, aku tidak mau mendengar perkatan ini.!” Dan senantiasa seperti ini sampai dia terbaring diatas tempat tidur kematiannya.

Salah seorang murid kami di kota al-Manshurah bersumpah padaku atas nama Allah. Bahwa ketika dia mendengar keluarganya pada suatu hari berteriak-teriak, dia naik ke apartemen yang berada diatas rumahnya, maka mereka bercerita bahwa ayahnya akan mati dan sedang sekarat maka murid ini berkata : “Maka aku ingatkan dia kepada Allah dan aku do’akan kepada Allah, namun tidak mempunyai pengaruh.” Maka ketika dahulu telinga-telinga kami mendengar suara music (nyanyian) maka aku katakan padanya berkali-kali. “Jika kamu terus menerus mendengarkan suara nyanyian (musik), maka kecilkan suaranya maka sungguh aku tidak mau mendengarnya” Dan dahulu bapak itu senantiasa mengganggunya. Maka di kesempatan itu saya katakana kepada anak-anaknya kalau kalian terus menerus mendengarkan suara nyanyian (musik) pada kesempatan seperti ini, yakin akan ada malaikatnya (maksudnya malaikat maut) Allah dirumah kalian. Maka putarlah kaset al-Quran, maa mereka meminta ku untuk turun dan mengambil kaset al-Quran. Maka aku turun untuk mengambil kaset al-Quran, maka aku putarkan di tape recorder.”



Murid Syaikh Muhammad Hasan melanjutkan kisahnya : “Dan dia bersumpah dengan nama Allah seraya berkata : “Demi Allah, pada kesempatan yang sulit itu diantara sekarat dan dekatnya kesusahan kematian. Seketika lelaki itu terkejut dan berteriak : “Tidak, tidak, saya tidak mau mendengar suara (al-Quran) ini, saya tidak mau mendengar al-Quran ini. Biarkan saja nyanyian itu sesungguhnya nyanyian itulah yang memggairahkan hati ku.” Dan matilah dia, sedangkan dia mengulang-ngulang kalimat ini, “biarkan saja nyanyian itu, sesungguhnya dialah yang menggairahkan hatiku.”



Syaikh Muhammad Hasan hafizhullah menutup kisah nya dengan berkata : “Lisan itu adalah menggambarkan apa yang ada dihati, dan tidaklah akan keluar dari lisan mu, seperti masa sekarat mu melainkan apa yang terbesit dihatimu, dan jika tidak maka keluarlah apa yang mengiasi hatimu.”



Alhamdulillah, Selesai. Wahai saudara ku, ambillah pelajaran. Semoga Allah menjadikan kita ahli al-Quran, yakni orang yang senantiasa membaca al-Quran, mempelajari al-Quran dan mengamalkan al-Quran. Sungguh kita akan melihat pada hari ini, alangkah jauhnya kita dari al-Quran, jangankan untuk menghafal, atau mempelajarinya. Untuk membaca al-Quran saja kita tidak mau, bahkan yang menyedihkan lagi umat islam, ada yang tidak bisa membaca al-Quran. Musibah, benar – benar musibah. Engkau lihat pemuda-pemuda islam, dilalaikan dengan music dan nyanyian. Tidak ada yang kita ucapkan kecuali “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun”.



Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala, Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah, keluarga, para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai akhir zaman.



Ditulis Di Merlung



Prima Ibnu Firdaus Ar-Arani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar